PGRI Pada Era Reformasi
Era reformasi merupakan suatu kurun waktu yang ditandai dengan berbagai perubahan untuk membentuk tatanan baru yang lebih baik guna mencapai tujuan nasional yang dicita-citakan. Adapun yang menjadi tujuan reformasi adalah tercapainya suatu tatanan kehidupan yang baru dan lebih baik dalam masyarakat madani, yaitu masyarakat demokratis, sejahtera dan agamis.
Dalam era reformasi ada tiga lingkup tantangan yang akan dihadapi, yaitu:
- Tantangan global, memasuki globalisasi, pesatnya perkembangan iptek/informasi
- Tantangan nasional, yang menyangkut kehidupan ipoleksosbudhankam
- Tantangan organisasional, bersumber pada kehidupan organisasi sebagai konsekuensi globalisasi / nasional
Era globalisasi di Indonesia ditandai dengan ketergantungan antar bangsa di dunia, suasana kompetitif dalam segala bidang, khususnya ekonomi, ada kecenderungan makin homogennya pandangan dan perilaku dan kecenderungan artifisialisasi nilai dan etika. Hal ini akan berdampak pada ilmu, politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan keamanan. Bagaimana dengan lingkungan, lingkungan yang sedang berubah sangat berpengaruh pada :
- Merangsang pemikiran majemuk dari berbagai pihak sehingga memerlukan pola kerja dalam bentuk team work
- Memerlukan SDM yang menguasai Iptek
- Masyarakat meritokratik atau lebih menghargai prestasi daripada status dan asal usul
- Menghargai orang yang mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Hal ini berdampak pada semua orang di tuntut mampu beradaptasi secara dinamis untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Ditingkat nasional terjadi pergeseran dalam tata kehidupan secara keseluruhan. Pergeseran – pergeseran ini antara lain:
- Pergeseran pola pemerintah yang otoriter menjadi lebih demokratis dengan melibatkan partisipasi seluruh warga
- Kehidupan yang tertutup/kaku menjadi kehidupan yang terbuka/luwes
- Tatanan ekonomi yang mengandalkan monopoli, konglomerasi, nepotisme, kronisme menjadi tatanan ekonomi yang berpangkal pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan
- Komunikasi satu arah (top down) bergeser menjadi komunikasi dua arah (bottom up)
- Model pengelolaan yang sentralistik bergeser menjadi desentralistik
Tantangan organisasional
Setiap organisasi harus mampu dengan berbagai tantangan dan tuntutan yang berkembang, agar tetap eksis dan lestari. Organisai ini memiliki kecenderungan yaitu :
- Perubahan berkelanjutan atau transformasi
- Perbaikan kualitas proses rekayasa
- Pola kerja secara matriks networking
- Evaluasi performance (manajemen performance (kinerja)
- Teknopobi aplikasi teknologi
- Penekanan fungsi proses
- Pengendalian pemberdayaan
- Menyerap SDM pemberdayaan SDM
Tiga tantangan yang harus dihadapi oleh PGRI caranya harus berpartisipasi dengan melakukan reformasi secara dinamis dari segi:
a) Struktur
b) Kultur
c) Substansi
d) Sdm
Pengembangan sdm dan jati diri PGRI (jiwa,semangat, nilai kejuangan) dan mewujudkan dirinya sebagai organisasi pembelajar.
PGRI
- Struktural, penyesuaian struktural baik internal maupun eksternal mulai dari tingkat nasional, daerah, cabang, ranting sehingga dapat dibangun struktur yang sesuai dengan tuntutan
- Kultural, dilakukan reformasi dalam pengembangan pola-pola budaya orang yang sedemikian rupa dapat menunjang kinerja birokratis + feodal 🡺 harus bergeser kebudaya organisasi yang demokratis atas dasar kekeluargaan, solidaritas + semangat juang
- Substansi, pgri harus mampu mewujudkan visi dan misinya sejalan dengan tuntutan yang berkembang (global, nasional, lokal)
- Sdm, seluruh potensi harus didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi
Visi PGRI
Terwujudnya PGRI sebagai organisasi dinamis, mandiri dan berwibawa, yang dicintai oleh anggotanya disegani oleh mitranya diakui keberadaannya, oleh masyarakat luas.
Misi PGRI
- Misi Nasional, mempertahankan, mengisi, mewujudkan cita-cita proklamasi nkri 17 Agustus 1945
- Misi Bangnas, menyukseskan dan berperan serta dalam pembangunan nasional untuk mengisi kemerdekaan
- Misi Diknas, melaksanakan sisdiknas sebagai pengembangan SDM
- Misi Profesional, memperjuangkan terwujudnya guru yang profesional, dengan hak dan martabatnya serta pengembangan karirnya
- Misi Kesejahteraan, memperjuangkan tercapainya kesejahteraan lahir/batin para guru dan tenaga didik lainnya
Berikut strategi-strategi dasar reformasi PGRI
- Intensifikasi silaturahmi secara vertikal, horizontal, diagonal baik secara internal maupun eksternal
- Optimalisasi kemitraan secara berimbang dengan berbagai pihak terkait atas dasar saling menghormati secara sistemik, sinergik, simbiotik
- Aktualisasi program kerja yang lebih berpusat pada hak dan martabat anggota
- Transparansi manajemen organisasi dalam berbagai tingkatan organisasi
Sistemik, didasarkan pandangan dari sudut kesisteman (subsistem, sistem, supra) dalam arti hubungan struktural, fungsional dan interaktif yang menyangkut masukan, proses dan keluaran didasarkan pandangan dari sudut kesisteman (subsistem, sistem, supra) dalam arti hubungan struktural, fungsional dan interaktif yang menyangkut masukan, proses dan keluaran antara :
- Perubahan dan kesenambungan
- Kontek dan koherensi
- Tatanan komplementer dan tatanan komprehensif
Sinergik, bertujuan untuk mengembangkan organisasi secara lebih luas guna memperoleh manfaat melalui perencanaan yang proaktif dan inovatif
Simbiotik, diarahkan untuk mengusahakan keterlibatan kolaboratif, membuka jaringan kemitraan dengan pihak terkait untuk mendapatkan manfaat bersama menuntut adanya keseimbangan, antara
- Komunikasi dan kongruensi
- Komitmen dan kepedulian
- Kerjasama dan persaingan
Learning Organizations (organisai pembelajaran)
Organisasi yang selalu belajar dan secara berkesinambungan melakukan transformasi kearah yang lebih baik dalam mengelola pengetahuan, penggunaan teknologi, SDM, dan perluasan pembelajaran untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah.
PGRI sebagai organisasi pembelajar harus memiliki kecakapan untuk :
- Lebih siap berpartisipasi dan beradaptasi dengan perkembangan lingkungan
- Melakukan akselerasi dan mengembangkan hasil, proses dan layanan prima
- Lebih cakap untuk belajar dari pesaing dan mitra kerja
- Melakukan transfer pengetahuan antar organisasi
- Belajar dari kesalahan sendiri
- Memberdayakan SDM setiap jenjang organisasi
- Memberdayakan waktu untuk menerapkan perubahan strategis
- Merangsang perbaikan terus menerus pada setiap bidang dan jenjang organisasi
PGRI dan keterbukaan PGRI dan good governance nilai keterbukaan dalam reformasi PGRI
- Keterbukaan terhadap partisipasi, organisasi PGRI harus diajak mengambil keputusan/merumuskan kebiajakan organisasi
- Keterbukaan terhadap perbedaan, terbuka tehadap perspektif tentang berbagai isu yg dihadapi, khususnya utk pengembangan organisasi
- Keterbukaan terhadap konflik, konflik pada hakekatnya adalah hal yang normal, merupakan wujud dinamika organisasi. Jangan hindari konflik, khususnya untuk pengembangan organisasi
- Keterbukaan terhadap pandangan dan refleksi, pola keseragaman yang kaku, harus digeser, memberikan kesempatan untuk berkreasi dan berinovasi para individu
- Keterbukaan terhadap kesalahan, siapapun dapat berbuat kesalahan, dengan belajar dari kesalahan kita perbaiki untuk masa depan
Keterbukaan (transparant) merupakan salah satu syarat dalam good governance. Berikut syarat-syarat good governance:
- Partisipasi
- Rule of law
- Transparansi
- Commitment
- Equity
- Responsive
- Efisiensi dan efektif
- Akuntabel
- Strategic vision
- Integratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar